“ILMU DAN
AMAL”
Ilmu yang wajib
dipelajari bagi manusia adalah ilmu yang menuntut untuk diamalkan saat itu,
adapun ketika amalan tersebut belum tertuntut untuk diamalkan maka belum wajib
untuk dipelajari. Jadi ilmu mengenai tauhid, mengenai 2 kalimat syahadat,
mengenai keimanan adalah ilmu yang wajib dipelajari ketika seseorang menjadi
muslim, karena ilmu ini adalah dasar yang harus diketahui. Kemudian ilmu
mengenai shalat, hal-hal yang berkaitan dengan shalat, seperti bersuci dan lainnya, merupakan ilmu
berikutnya yang harus dipelajari. Kemudian ilmu tentang hal-hal yang halal dan haram, ilmu tentang
mualamalah dan seterusnya.
Contohnya
seseorang yang saat ini belum mampu berhaji, maka ilmu tentang haji belum wajib
untuk ia pelajari saat ini. Akan tetapi ketika ia telah mampu berhaji, ia wajib
mengetahui ilmu tentang haji dan segala sesuatu yang berkaitan dengan haji. Adapun ilmu tentang tauhid, tentang keimanan, adalah
hal pertama yang harus dipelajari karena setiap amalan yang ia lakukan tentunya
berkaitan dengan niat. Kalau niatnya dalam melakukan ibadah karena Allah maka
itulah amalan yang benar. Adapun kalau niatnya karena selain Allah maka itu
adalah amalan syirik. Ini
semua jika dilatarbelakangi dengan aqidah dan tauhid yang benar.
‘Umar
bin ‘Abdul ‘Aziz mengatakan,
“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa
ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.” (Al
Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, )
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberitahukan bahwa umur umatnya
ini antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun, mereka tidak seperti umur-umur
umat sebelumnya. Akan tetapi Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam telah
menunjukkan mereka kepada perbuatan maupun ucapan yang dapat mengumpulkan
pahala yang banyak dengan amalan yang sedikit lagi mudah, yang dapat
menggantikan manusia dari tahun-tahun yang berlalu kalau dibandingkan dengan umat-umat
sebelumnya. Dan inilah yang dinamakan dengan “Al-A’maal Al-Mudha’afah”
(amalan-amalan yang pahalanya berlipat ganda) yang tidak semua orang
mengetahuinya.
Amal
adalah pendorong untuk tetap menjaga dan memperkokoh ilmu dalam sanubari para
penuntut ilmu, dan ketiadaan amal merupalan pendorong hilangna ilmu dan
mewariskan kelupaan. Asy’bi berkata :
“Kami
dahulu meminta bantuan dalam mencari hadist dengan berpuasa,dan kami dahulu
meminta bantuan untuk menghapal hadist dengan mengamalkannya”.
Berikut ini akan di sebutkan
amalan-amalan maupun ucapan-ucapan secara berurutan dan singkat, dengan
disertai dalil dari setiap ucapan atau amalan yaitu dalil-dalil dari Kitabullah
atau dari hadits-hadits yang shahih dan hasan. Allah-lah Yang Maha Pemberi
taufiq untuk setiap kebaikan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:
“Barangsiapa
yang ingin dilapangkan rezekinya, dipanjangkan umurnya, maka hendaknya
menyambung (tali) silaturrahimnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
2. Memperbanyak shalat berjama’ah
Berdasarkan sabdanya Shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya:
“Shalat
berjama’ah itu lebih baik daripada shalat sendiri dengan dua puluh tujuh
derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Adapun
perempuan shalat di rumah, dan hal itu lebih baik daripada mereka shalat di
masjid, walaupun di Masjid nabawi. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam kepada Ummu Humaid-salah satu dari shahabiyat- yang
artinya:
“Aku tahu bahwa kamu senang shalat bersamaku, tapi shalatmu di rumahmu
itu lebih baik bagimu daripada shalatmu di kamarmu. Dan shalatmu di kamarmu itu
lebih baik bagimu daripada shalatmu di tempat tinggalmu. Dan shalatmu di tempat
tinggalmu lebih baik bagimu daripada shalatmu di Masjidku.” (HR. Ahmad).
Yaitu yang terdapat pada sabdanya Shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Barangsiapa
yang mandi (janabat) pada hari Jum’at kemudian berangkat di awal waktu,
mendapatkan khutbah pertama, berjalan kaki tidak naik kendaraan, mendekat dari
imam, mendengarkan khutbah dan tidak berbicara maka baginya setiap langkahnya
adalah (bagaikan) amalan setahun dari pahala puasa dan shalat (taraweh)nya.” (HR. Ahlus Sunan).
Berdasarkan sabdanya Shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya:
“Tidak ada
hari dimana amal shalih dalam sepuluh (Dzulhijjah) lebih dicintai oleh Allah
daripada hari-hari lainnya.” Para shahabat bertanya: Wahai Rasulullah, juga
tidak jihad di jalan Allah? Beliau menjawab: Juga tidak jihad di jalan Allah,
kecuali orang yang mengeluarkan dengan harta dan jiwanya sementara ia tidak
kembali sedkitpun.” (HR. Bukhari).
Berdasarkan sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya:
“Barangsiapa
yang memintakan ampunan bagi orang-orang mu’minin maupun mu’minah Allah akan
menulis dari seperti mu’minin maupun mu’minah sebagai satu kebajikan.” (HR. ath-Thabarani dan dishahihkan oleh Albani).
Begitulah Ilmu-ilmu yang
dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah s.w.t, akan
memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan ummat manusia termasuk bagi
lingkungannya (QS. Al-Mujadalah/58:11).
Marilah kita awali
setiap keyakinan dan amalan dengan ilmu agar luruslah niat kita dan tidak
terjerumus dalam ibadah yang tidak ada tuntunan (alias bid’ah). Ingatlah bahwa
suatu amalan yang dibangun tanpa dasar ilmu malah akan mendatangkan kerusakan
dan bukan kebaikan dan jadikan ilmu itu sebagai ibadah kepada alloh.